Melihat dunia pendidikan

Selamat datang para bloger dan pembaca yang terkasih

Minggu, 21 Februari 2010

Contoh BAB III PTK

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan bulan November 2008 sampai dengan April
2009.
B. Prosedur Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara langsung.
Penelitian ini berbasis kolaboratif, sehingga dalam pelaksanaannya
penelitian dilakukan melalui kerja sama dengan guru bidang studi biologi
yang selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang optimal melalui cara
dan prosedur yang efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang
berulang dengan revisi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa terhadap mata pelajaran biologi. Peneliti berperan sebagai guru untuk
melakukan tindakan pembelajaran sesuai perencanaan tindakan yang
dibuat. Peneliti selalu bekerja sama dengan guru bidang studi biologi mulai
dari: 1) dialog awal; 2) perencanaan tindakan; 3) pelaksanaan tindakan; 4)
pemantauan (observasi); 5) perenungan (refleksi) pada setiap tindakan
yang dilakukan; 6) penyimpulan hasil berupa pengertian dan pemahaman
(evaluasi).
Penelitian ini mengarah pada model penelitian tindakan kelas
(PTK) yang dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan alasan melakukan tindakan tertentu agar dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Model penelitian
tindakan kelas sebagaimana dinyatakan oleh Kemmis dan Mc Taggart
(1988) dalam Zainal Aqib (2008), merupakan penelitian bersiklus yang
terdiri dari rencana, aksi/ tindakan, observasi dan refleksi yang dilakukan
secara berulang (Gambar. 3).
Putaran I
Putaran II
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (modifikasi dari
Kemmis & Mc. Taggrat, 1988)
(Zainal Aqib, 2008).
Mengacu pada teori tentang penelitian tindakan kelas, maka
rancangan penelitian disusun menggunakan prosedur sebagai berikut:
1. Dialog Awal
Dialog awal dilakukan dengan mengadakan pertemuan peneliti
dengan guru bidang studi biologi yang bermaksud mendiskusikan
maksud dan tujuan penelitian sehingga peneliti yang akan melakukan
Perencanaan Tindakan 1 Observasi dan Monitoring
Evaluasi
Dialog Awal
Refleksi
Pengertian dan Pemahaman
Perencanaan Tindakan 2 Observasi dan Monitoring
Evaluasi Refleksi
Pengertian dan Pemahaman
Seterusnya Sesuai Waktu yang Direncanakan
tindakan benar-benar mengerti permasalahan yang dihadapi oleh guru di
kelas.
2. Perencanaan Tindakan
a. Setelah ditemukan permasalahan, maka peneliti bersama guru
merencanakan tindakan yang akan dilakukan, meliputi model
pembelajaran yang akan digunakan, waktu dan hari pelaksanaan.
b. Membuat kesepakatan bersama guru bidang studi biologi untuk
menetapkan materi yang akan diajarkan.
c. Merancang program pembelajaran berupa silabus, rencana
pembelajaran (RP), angket untuk mengukur peningkatan motivasi
siswa, modul sistem koordinasi manusia, kartu-kartu yang berisi soal
turnamen, dan soal post-test serta lembar pengamatan untuk penilaian
afektif siswa.
d. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti dan guru berlatih bersama
untuk menyamakan persepsi mengenai proses pembelajaran yang
telah direncanakan.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti bersama guru
melakukan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Peneliti melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam usaha
ke arah perbaikan. Suatu perencanaan bersifat fleksibel dan siap
dilakukan perubahan sesuai dengan apa yang terjadi dalam proses
pelaksanaan di lapangan. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan
sebagai guru, sedangkan guru berperan sebagai observer. Langkahlangkah
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games-Tournament)
yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa agar
terlibat pada aktivitas pembelajaran, kemudian membagikan modul
materi pokok sistem koordinasi manusia dan mempresentasikan inti
dari materi sistem koordinasi manusia.
b. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok (tim) yang masingmasing
terdiri dari 5 siswa (anggota tim heterogen).
c. Guru memberi kesempatan siswa untuk membaca modul serta
berdiskusi dengan timnya mengenai materi. Siswa dipersilakan
mengajukan pertanyaan kepada tim sebelum bertanya pada guru
dan memberikan umpan balik terhadap ide yang dikemukakan
anggota satu tim. Setiap tim bertanggung jawab terhadap anggota
timnya, sehingga semua anggota tim dapat memahami materi
sebagai persiapan untuk menghadapi turnamen.
d. Guru mempersiapkan turnamen dengan menata kartu permainan
yang dilengkapi nomor, skor, pertanyaan, dan jawaban mengenai
materi pada meja turnamen.
e. Tahap permainan/pertandingan (game/turnamen):
1) Tiap kelompok (tim) mendapat kesempatan untuk memilih kartu
bernomor yang tersedia pada meja turnamen dan mencoba
menjawab pertanyaan yang muncul.
2) Apabila tiap anggota dalam suatu tim tidak bisa menjawab
pertanyaannya, maka pertanyaan tersebut dilempar kepada
kelompok lain, searah jarum jam.
3) Tim yang bisa menjawab dengan benar pertanyaan itu akan
mendapat skor yang telah tertera dibalik nomor tersebut. Skor ini
yang nantinya dikumpulkan tim untuk menentukan skor akhir
tim.
4) Pemilihan kartu bernomor akan digilir pada tiap-tiap tim secara
bergantian searah jarum jam, sampai habis jatah nomornya.
f. Setelah selesai tindakan dilakukan pengisian angket oleh siswa dan
post-test (pemberian tes akhir semua materi) yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya peningkatan motivasi dan hasil belajar.
4. Observasi dan Monitoring
Observasi dan monitoring dilakukan bersama ketika
pembelajaran (pelaksanaan tindakan) berlangsung. Pengamatan ini tidak
dilakukan oleh peneliti sendiri yang bertindak sebagai guru tetapi
bekerja sama dengan guru bidang studi biologi.
5. Refleksi
Data dari hasil observasi dapat berupa data kuantitatif yang
berupa penguasaan materi (nilai post-test) dan tanggapan proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Proses refleksi ini
memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu
keberhasilan penelitian tindakan kelas. Karena dengan adanya suatu
refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapatkan suatu masukan yang
sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan
selanjutnya. Komponen-komponen refleksi dapat digambarkan sebagai
berikut:
Tindak lanjut penyimpulan penjelasan pemaknaan analisis.
Data yang diperoleh dari hasil observasi, selanjutnya
didiskusikan antara guru bidang studi dengan peneliti untuk mengetahui:
a. Apakah tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana.
b. Kemajuan apa yang dicapai siswa, terutama dalam hal peningkatan
motivasi dan hasil belajar siswa.
Jika setelah refleksi terdapat masalah, dilakukan tindakan
lanjutan yang meliputi perencanaan, tindakan dan observasi, sehingga
masalah tersebut dapat teratasi dan tercapainya hasil yang optimal.
6. Evaluasi
Tahap ini merupakan proses mengumpulkan, mengolah, dan
menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan
keputusan tindakan diantara dialog awal, perencanaan tindakan,
observasi, dan refleksi yang merupakan proses yang terkait secara
sistematis dan berkesinambungan. Evaluasi ditujukan pada penemuan
bukti adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas
XI IPA SMA Muhammadiyah Surakarta tahun ajaran 2008/2009. Siklus
penelitian tindakan dilakukan secara berulang sehingga diperoleh hasil
yang optimal. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-bukti
peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa yang meliputi aspek
kognitif dan afektif. Motivasi dapat diukur dengan menggunakan
angket. Aspek kognitif dapat diperoleh melalui hal yang berkaitan
dengan kemampuan berpikir siswa, sedangkan aspek afektif dapat
diperoleh melalui hal yang berkaitan dengan emosi, sikap, derajat
penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu:
1. Dokumentasi, digunakan untuk memperoleh data mengenai daftar nama
siswa kelas XI IPA yang akan menjadi obyek penelitian sebelum
dilakukan tindakan.
2. Wawancara, merupakan bentuk komunikasi verbal antara peneliti
dengan guru bidang studi, semacam percakapan untuk memperoleh
informasi. Pada penelitian ini dilakukan secara bebas tanpa terikat oleh
pertanyaan tertulis agar dapat berlangsung luwes dengan arah yang
terbuka.
3. Observasi, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa (aspek
afektif) dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pengambilan data
dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi
siswa. Hasil observasi dicatat pada lembar pengamatan yang berupa
sistem penilaian afektif siswa.
4. Angket, merupakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang diisi oleh
responden (siswa) untuk mendapatkan data mengenai peningkatan
motivasi siswa dalam pembelajaran.
5. Tes, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa (aspek
kognitif) yang dilakukan setelah tindakan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams-Games-Tournament). Teknik pengumpulan
data ini dengan cara melakukan post-test di akhir pembelajaran melalui
tes tertulis.
6. Catatan lapangan, digunakan sebagai sumber yang sangat penting dalam
penelitian karena catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang
apa yang didengar, dilihat, diamati, dan dipikirkan dalam rangka
mengumpulkan data dan refleksi data dalam penelitian kualitatif.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif karena analisis ini bertalian dengan uraian deskriptif
tentang perkembangan proses pembelajaran. Teknik tersebut mencakup
kegiatan mengungkap kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru
dalam proses belajar mengajar. Hasil analisis tersebut nantinya akan
digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan tindakan untuk
tahap berikutnya.
Selain analisis kritis, digunakan pula teknik analisis kualitatif model
alur, meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
(Milles & Huberman, 1989 dalam Zainal Aqib, 2008).
1. Reduksi data
Merupakan proses penyederhanaan yang dilakukan melalui
seleksi, pengelompokan, dan pengorganisasian data mentah menjadi
sebuah informasi yang bermakna. Data dan/atau informasi yang relevan
terkait langsung dengan pelaksanaan PTK yang diolah untuk bahan
evaluasi.
2. Penyajian data
Penyajian data merupakan suatu upaya menampilkan data secara
jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, grafik,
atau perwujudan lainnya yang dapat memberikan gambaran jelas
tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan. Penyajian data
dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sejumlah informasi yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian
data yang telah terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat
singkat, padat dan bermakna. Penarikan kesimpulan ini dilakukan secara
bertahap untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang tinggi.
Data yang diperoleh dari post-test I, post-test II, lembar pengamatan
untuk penilaian afektif dan angket motivasi siswa dianalisis secara
kuantitatif. Pada penelitian ini skor motivasi siswa diukur dengan
menggunakan angket model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction) (Suhadi, 2008). Jika skor rata-rata tindakan II lebih besar dari
tindakan I, maka terdapat peningkatan motivasi belajar siswa. Sedangkan
perbandingan nilai rata-rata kelas antara post-test I dan post-test II
dipergunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Jika nilai rata-rata kelas pada post-test II lebih besar dari post-test I, maka
terdapat peningkatan hasil belajar biologi siswa dengan aplikasi model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games- Tournament)